• The Indonesian Iron & steel
    Industry Association
Member Area
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Visi & Misi
    • Sejarah
    • Organisasi
    • Program Utama
  • Anggota
  • Informasi
    • Berita
    • Presentasi
    • Publikasi
    • Galeri Baja
  • Kegiatan
    • Acara Mendatang
    • Acara Terdahulu
  • Sponsor
  • Kontak
  • Katalog Baja
  • Monitoring Ekspor/Impor
  • Event ISSEI
  • Event ISSEI
  • Beranda
  • Berita
  • Dorong Kolaborasi Masa Depan Rendah Emisi, GRP Berpartisipasi dalam FIH 2025
Environment 09 May 2025

Dorong Kolaborasi Masa Depan Rendah Emisi, GRP Berpartisipasi dalam FIH 2025

Dorong Kolaborasi Masa Depan Rendah Emisi,  GRP Berpartisipasi dalam FIH 2025
Sumber: PT Gunung Raja Paksi

Jakarta, 8 Mei 2025  – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), salah satu produsen baja terintegrasi terbesar di Indonesia, kembali menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan. Kali ini, melalui keikutsertaan dalam Forum Industri Hijau (FIH) 2025 yang diselenggarakan di Bandung, 30 April lalu.  

Mengusung tema ”Mendorong Implementasi Industri Hijau di Indonesia”, forum ini menjadi wadah kolaborasi strategis antara pelaku industri, IKM, akademisi, asosiasi industri, dan lembaga internasional. Forum yang diinisiasi Kementerian Perindustrian melalui Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), merupakan bagian dari rangkaian menuju The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 yang akan digelar Agustus mendatang di Jakarta.

Dalam forum tersebut, GRP hadir sebagai salah satu narasumber dalam sesi bertema “Praktik Terbaik Penerapan Industri Hijau.” Pada sesi tersebut, GRP berbagi pengalaman terkait transformasi perusahaan yang telah dijalankan di sektor industri baja tanah air. 

Dalam presentasinya, Presiden Direktur GRP, Fedaus, menekankan bahwa keberlanjutan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis GRP. Ia menyampaikan bahwa sektor baja yang dikenal memiliki emisi tinggi perlu menjadi bagian dari solusi, melalui adopsi teknologi yang lebih bersih, efisien, dan transparan.

GRP sendiri telah mengimplementasikan proses produksi berbasis teknologi Electric Arc Furnace (EAF) sepenuhnya, dengan sekitar 70% bahan baku berasal dari scrap. Pendekatan ini tidak hanya mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan, tetapi juga memperkuat kontribusi terhadap ekonomi sirkular. Selain itu, GRP mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dengan kapasitas terpasang sebesar 9,3 megawatt-peak (MWp), menjadikannya salah satu instalasi rooftop solar terbesar di Jawa Barat.

Berbagai capaian keberlanjutan GRP telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah dan lembaga independen. Perusahaan telah meraih sertifikasi  Standar Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian dan Green Label Indonesia dari Green Product Council Indonesia (GPCI) dengan predikat Gold. GRP juga telah mengadopsi Environmental Product Declaration (EPD) untuk meningkatkan transparansi jejak karbon pada produk-produknya, serta mempersiapkan perushaan dalam menghadapi implementasi regulasi berskala global seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM).

Dalam forum yang dihadiri lebih dari 300 peserta ini, GRP tampil berdampingan dengan pelaku usaha lain yang juga membagikan langkah konkret menuju industri yang lebih hijau. Diskusi panel mengeksplorasi strategi dekarbonisasi sektor manufaktur, adopsi teknologi rendah karbon, serta pentingnya arah kebijakan yang mendukung investasi hijau.

Keikutsertaan GRP dalam Forum Industri Hijau Nasional 2025 memperkuat peran perusahaan dalam mendukung agenda Net Zero Emission Indonesia dan memajukan sektor baja nasional dalam menghadapi transisi global menuju pembangunan berkelanjutan. Dengan semangat kolaboratif yang tercermin dalam forum ini, GRP berkomitmen untuk terus berkontribusi pada ekosistem industri yang lebih hijau, resilien, dan kompetitif di tingkat global. 

Sementara dalam sambutannya, Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Faisol Riza, menyampaikan bahwa forum ini menjadi momentum awal untuk membangun konsolidasi, memperkuat inovasi, dan menyatukan langkah menuju AIGIS 2025. Ia juga menekankan pentingnya percepatan transformasi industri nasional dalam merespons krisis iklim, tuntutan efisiensi sumber daya, dan dinamika pasar global. Pemerintah, lanjutnya, menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca sektor industri sebesar 31% hingga 43% pada 2030, dan mencapai Net Zero Emission (NZE) di tahun 2050. (*)

***

Kembali
Arsip
Arsip
  • Tampilkan Semua
  • 2024
  • 2023
  • 2022
  • 2021
  • 2020
  • 2025
Kategori
  • Market
  • Policies
  • Technology
  • Investment
  • IBF Event
  • News Update
  • Event
background-img
Membership Only
Halaman ini hanya dapat diakses oleh anggota. Silakan hubungi admin untuk mendapatkan akses atau login untuk membaca selengkapnya.

Sudah menjadi member ? Masuk disini

The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA)

The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) adalah organisasi industri besi dan baja yang berupakan peleburan dari beberapa asosiasi besi dan baja dari hulu ke hilir dan setelah diresmikan pada tahun 2009.

Member Of
Quick Links
  • Sejarah IISIA
  • Sponsor
  • Acara Mendatang
  • Berita
  • Anggota
  • Kontak
  • Katalog Baja
  • Monitoring Ex-Im
Our Partners
  • SEASI
  • KADIN Indonesia
  • IPERINDO
  • REI
  • GAPEKSINDO
  • INKINDO
  • ASPEKNAS
IISIA News
Our Office
  • Gedung Krakatau Steel Lt 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 54 Jakarta Selatan 12950
  • 0811-8806-3300 (Whatsapp)
  • info@iisia.or.id, ironsteel.iisia@yahoo.co.id
2008 - 2025, All Rights Reserved.